Sabtu, 26 Maret 2016

Berkunjung ke Museum Surabaya

Kemarin menyempatkan diri (sekalian survey lokasi) ke Museum Surabaya, Museum yang berlokasi di gedung siola ini masih dibilang baru, karena museum ini baru diresmikan di bulan mei 2015, sebelumnya gedung tersebut digunakan sebagai pusat perbelanjaan modern. Gedung Siola ini merupakan salah satu ikonik Kota Surabaya, karena menjadi saksi bisu perjuangan arek - arek Suroboyo dalam momen di bulan november 1945 silam.  
Koleksi dari Museum Surabaya ini terdiri dari dokumen - dokumen lama pemerintahan Kota Surabaya, perabot peninggalan, alat-alat pemadam kebarakan hingga transportasi massal yang pernah ada di Kota Surabaya, seperti angguna, becak, dan bajaj. Meskipun koleksi di Museum Surabaya ini masih belum banyak, overall sudah bagus, namun masih bisa dimaksimalkan lagi untuk penataan koleksinya. 
Oh...iya... Museum Surabaya ini GRATIS dan buka dari hari selasa - minggu antara pukul 09.00 - 21.00 WIB. Sekian
Berikut beberapa dokumentasinya :

Minggu, 06 Maret 2016

Dokumentasi : Sharing Tentang Dunia Arsitektur dan Segala Macam Perniknya.

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
"Semoga keselamatan, keberkahan dan rahmat ALLAH SWT menyertai para pembaca sekalian"

Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk mengisi materi di blog ini, sudah lama sekali rasanya tidak berinteraksi dalam media ini (hampir 1 tahun kalau ndak salah), kalau diibaratkan sebuah rumah itu sudah waktunya bersih - bersih ya.... kalau perlu menge-pel deh... hehehe.....

Beberapa waktu lalu bertemu dengan beberapa rekan seprofesi yang berasal dari kampus yang sama (adik angkatan), sempat diskusi ngalor ngidul melepas rasa kangen (ciyeee.....hahaha) tapi lebih condong ke curhat sihh.... tentang pekerjaan yang sedang digeluti masing - masing. Waktu itu ada juga adik kelas yang masih aktif kuliah di kampus.

Ngobrol ini dan itu, sampai akhirnya ditawari untuk mengisi materi di salah satu kegiatan pengenalan arsitektur di kampus. Awalnya agak berat karena notabene secara track record masih belum berperan apa - apa di dunia arsitektur secara global. Belum berkarya banyak, belum punya jam terbang banyak, dan belum nikah juga..... (ehh).

Untungnya materi yang disampaikan tentang "wawasan arsitektur", hmm.... materi yang simple tapi sangat luas kalau dijabarkan. Sempat bingung ingin membawakan materi yang bagaimana untuk output yang seperti apa.

Saya teringat beberapa kali diskusi dengan adik - adik kelas yang (kalau disimpulkan) terkesan takut jika lulus nanti tidak bisa bersaing di dunia arsitek yang sebenarnya. (Ok fix pakai materi itu saja...). 

Berharap nanti bisa memberikan sedikit pemikirian bahwa lulusan arsitek di kampus ITATS masih punya peluang yang sama dan kemampuan lulusannya masih cukup diperhitungkan di dunia pekerjaan, asal........ bisa memaksimalkan prosesnya saat duduk di bangku kuliah.

Walaupun durasinya terbatas hanya 1 jam, berharap bisa memberikan dampak atau manfaat atau apalah...apalah.... hehehhe... dan tak lupa, terima kasih atas atensinya untuk mendengarkan ocehan - ocehan saya. Sekian.

Surabaya, 6 Maret 2016
10.48 am 

Berikut beberapa dokumentasi kegiatan yang dimaksud :







Sabtu, 21 Maret 2015

Dlundung, akhirnya kembali lagi

Assalamualaikum warrahmatulahi wabarakatuh

Alhamdulillah akhirnya bisa aktif kembali mengisi catatan ini, setelah sekian lama "absen" dan masih dengan "alasan absen" yang sama, hehehe..... Sedikit bercerita beberapa kejadian yang telah lalu, ada salah satu sahabat saya sebut saja si D yang kebetulan terkena "musibah hati" a.k.a galau, karena merasa telah diakhiri hubungan khususnya dengan si do'i.

Rabu, 29 Oktober 2014

"Annoying Person", si petaka pembawa manfaat

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

"Annoying Person" atau pengganggu, mungkin istilah ini sering kita temui di dunia pekerjaan atau organisasi kita. Mungkin bagi banyak orang, si "Annoying Person" dipercaya dapat menurunkan kualitas emosi kita dan kinerja kita selama ini, karena

Mengenal Kereta Api Sejak Dini

Kereta Api tidak muncul secara tiba – tiba
Kereta api merupakan salah satu transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Jauh sebelum Indonesia merdeka, transportasi kereta api sudah mulai

Senin, 01 September 2014

Menjadi Ikan Besarrr...



Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah akhirnya bisa bersua kembali lewat catatan ini, setelah beberapa  bulan lalu absen untuk menyelesaikan urusan perkuliahan (administrasi wisuda) yang sebenarnya ndak seberapa rumit tapi ngabisin banyak waktu…. Haduhhh…. Tapi Alhamdulillah akhirnya bisa di wisuda juga… (jangan tanya kuliah berapa tahun yaa…)

Senin, 09 Juni 2014

Lilin kecil itu...


Hampir gelap gulita rasanya
Sudah cukup lama, terpaksa menikmati kondisi ini
Biasanya ruangan ini diterangi oleh lilin kecil itu
Tapi entah kenapa, jadi seperti ini

Entah karena lilin kecil itu sudah letih,
atau karna sudah waktunya padam, kehabisan sumbu api.
atau mungkin karena......
ahh......entahlah..... 
tak cukup waktu untuk berandai-andai

apapun keadaanya, 
hanya bisa terdiam dalam ucapan dan tindakan.
hanya berupaya dalam do'a
insyallah,... suatu saat..
lilin kecil itu dapat kembali sesuai kodratnya,
                                                                                    yakni untuk menerangi dalam kegelapan
amin


Surabaya, 8 Juni 2014
11.34 p.m



"Bersamamu kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu,
Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya "


Minggu, 13 April 2014

KA JALADARA, Nostalgia Di Jaman Baheula


KA Jaladara Stabling di Stasiun Purwosari.
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014
KA Jaladara merupakan salah satu kereta uap ( sepur klutuk ) yang masih hidup dan beroperasi di Indonesia. KA Jaladara ini sebelumnya merupakan koleksi dari Museum KA Ambarawa, Semarang, namun pada pertengahan Tahun 2009 dipindah ke Kota Solo dan pada September 2009 mulai resmi beroperasi di Kota Solo sebagai kereta wisata.


KA Jaladara Stabling di Stasiun Purwosari.
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014
Dengan menaiki kereta uap ini kita akan dibawa bernostalgia di tahun 1900-an dengan goncangan kereta kayu yang khas pada masa itu ditambah dengan situasi modern Kota Solo saat ini. Sehingga masyarakat yang dulu pernah merasakan kejayaan kereta uap masa itu, kini bisa dinikmati lagi. Rute KA Jaladara ini dimulai dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Solo Kota ( Sangkrah ) sepanjang 6 km dengan melewati pinggiran jalan slamet riyadi Solo hingga ke persawahan dan pemukiman penduduk sebelum memasuki Stasiun Solo Kota ( Sangkrah ).

Dalam satu rangkaian, kereta ini terdiri dari 1 buah lokomotif bertipe C 1218 dan 2 kereta penumpang bertipe CR 114 dan CR 16 yang berkapasitas maksimal 80 orang dalam satu rangkaian. Untuk menempuh perjalanan dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Solo Kota, memerlukan empat meter kubik air dan lima meter kubik kayu jati.

KA Jaladara melintas pintu utama Keraton Surakarta.
Sumber : Dokumentasi Dhanie Setiawan
Bagi masyarakat yang ingin menikmati dan ingin bernostalgia naik kereta uap ini silahkan menghubungi ke Stasiun Purwosari atau Kantor Daop 6 Yogyakarta. (anz)

referensi :
1. disini

Jumat, 11 April 2014

Selat Solo, Icon Kuliner Kota Solo

Selat solo…. Itulah nama makanannya. Beberapa kali saya ke Kota Solo, baru kali ini mengenal makanan yang bernama Selat Solo. Awalnya saya kira nama selat solo ini merupakan nama minuman khas Kota Solo, eh ternyata ini sebuah makanan khas Kota Solo.

Selat Solo.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, April 2014

Makanan ini terdiri dari potongan daging, telur ayam, potongan wortel, kacang panjang, kentang, daun selada, yang dicampur dengan kuah asam manis atau kuah semur ini cocok disajikan tanpa nasi putih. Sekilas secara visual makanan ini hampir mirip dengan bistik ( makanan western ) namun kalau ini, disajikan dengan ditambahkan kuah. Awalnya saya mengira rasanya bakalan aneh, tapi ternyata…. Hmmm…… rancak banna….. perpaduan yang pas…  Ada rasa asam, manis dan gurih.

Selat Solo ini juga dikenal sebagai bistik jawa, konon katanya selat solo ini merupakan hasil kreasi Keraton Solo yakni perpaduan antara bistik ( sebutan dari beefsteak ) dan salad, sehingga terciptalah perpaduan makanan yang bernama Selat Solo, yang menjadi salah satu icon Kota Solo.

Selat Solo ini masih jarang dijumpai di beberapa kota besar, namun di Kota Solo, tempat yang menjual Selat Solo juga tidak sedikit. 

Bagi kawan – kawan yang hendak berkunjung atau sekedar mampir  di Kota Solo, saya sarankan untuk mencoba yang namanya selat solo. (anz)


Referensi :
1. Disini